Osteoporosis merupakan penyakit
metabolisme tulang yang ditandai pengurangan massatulang, kemunduran
mikroarsitektur tulang dan fragilitas tulang yang meningkat, sehinggaresiko
fraktur menjadi lebih besar
Para ahli tulang Indonesia sepakat
bahwa dengan meningkatnya harapan hidup rakyatIndonesia penyakit kerapuhan
tulang akan sering dijumpai. Sejak tahun 1990 sampai 2025akan terjadi kenaikan
jumlah penduduk Indonesia sampai 41,4% dan osteoporosis selalumenyertai usia
lanjut baik perempuan maupun laki-laki, meskipun diupayakan pengobatanuntuk
mengobati osteoporosis yang sudah terlambat dan upaya pencegahan denganmempertahankan massa tulang sepanjang hidup jauh
lebih dianjurkan.
Kerapuhan tulang yang disebut
sebagai penyakit osteoporosis adalah pengurangan massa dankekuatan tulang
dengan kerusakan mikroarsitektur dan fragilitas tulang, sehinggamenyebabkan
tulang rapuh dan mudah patah. Osteopenia menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan volume tulang .
Insiden osteoporosis lebih tinggi
pada wanita dibandingkan laki-laki dan merupakan problema pada wanita
pascamenopause. Osteoporosis di klinik menjadi penting karena problema
fraktur tulang, baik fraktur yang disertai trauma yang jelas maupun fraktur
yangterjadi tanpa disertai trauma yang jelas.
DEFINISI
Osteoporosis adalah suatu kondisi
berkurangnya masa tulang secara nyata yang berakibat pada rendahnya
kepadatan tulang. Akibatnya tulang menjadi rapuh dan mudah patah.Menurut Dr.
Robert P. Heaney dalam Reitz (1993) penyakit osteoporosis paling umumdiderita
oleh orang yang telah berumur, dan paling banyak menyerang wanita yang
telahmenopause
Osteoporosis merupakan
penyakit metabolik tulang atau disebut juga penyakit tulang rapuhatau tulang
keropos. Osteoporosis diistilahkan juga dengan penyakit silent epidemic
karenasering tidak memberikan gejala hingga akhirnya terjadi fraktur (patah)
ETIOLOGI
Menurut
etiologinya osteoporosis dapat dikelompokkan dalam osteoporosis primer
danosteoporosis sekunder. Osteoporosis primer terjadi akibat kekurangan massa
tulang yangterjadi karena faktor usia secara alami. Osteoporosis primer ini
terdiri dari dua bagian:
. Tipe I (Post Menopausal)Terjadi
15-20 tahun setelah menopause (usia 53-75 tahun). Ditandai oleh fraktur tulang belakang
tipe crush ,Colles¶fracture, dan berkurangnya gigi geligi. Hal ini
disebabkanluasnya jaringan trabekular pada tempat tersebut, dimana jaringan
trabekular lebih responsiveterhadap defisiensi estrogen.
- Tipe II (Senile)Terjadi pada pria dan wanita usia 70 tahun.
Ditandai oleh fraktur panggul dan tulang belakang tipe wedge
. Hilangnya massa tulang kortikal
terbesar terjadi pada usia tersebut
.Osteoporosis sekunder dapat terjadi
pada tiap kelompok umur yang disebabkan oleh penyakitatau kelainan tertentu,
atau dapat pula akibat pemberian obat yang mempercepat pengeroposan
tulang. Contoh penyebab osteoporosis sekunder antara lain gagal ginjal
kronis,hiperparatiroidisme (hormon paratiroid yang meningkat), hipertirodisme
(kelebihan hormangondok), hipogonadisme (kekurangan horman seks), multiple
mieloma, malnutrisi, faktor genetik, dan obat-obatan
FAKTOR - FAKTOR RISIKO
Ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab atau faktor-faktor yang berisiko terkenaosteoporosis,
antara lain:
a) Riwayat KeluargaSeseorang termasuk berisiko tinggi bila orang
tuanya juga menderita osteoporosis. Faktor genetik ini terutama
berpengaruh pada ukuran dan densitas tulang. Wanita yang mempunyaiibu pernah
mengalami patah tulang panggul, dalam usia tua akan dua kali lebih mudahterkena
patah tulang yang sama. Disamping itu keluarga juga berpengaruh dalam
halkebiasaan makan dan aktifitas fisik
b) Jenis
KelaminOsteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan
pengaruh hormon estrogenyang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35
tahun. Selain itu, wanita punmengalami menopause yang dapat terjadi pada usia
45 tahun
. Pada wanita postmenopausekerapuhan
tulang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan pembentukkan tulang
c) UsiaKehilangan masa tulang meningkat seiring dengan
meningkatnya usia. Semakin bertambahusia, semakin besar risiko mengalami
osteoporosis karena tulang menjadi berkurang kekuatandan kepadatannya.
Berkurangnya massa tulang mulai terjadi setelah usia antara 30 sampai 35tahun.
Patah tulang meningkat pada wanita usia >45 tahun, sedangkan pada laki-laki
patahtulang baru meningkat pada usia >75 tahun. Penyusutan massa tulang
sampai 3-6% pertahunterjadi pada 5-10 tahun pertama pascamenopause. Pada usia
lanjut penyusutan terjadisebanyak 1% per tahun. Namun, pada wanita yang
memiliki faktor risiko penyusutan dapatterjadi hingga 3% per tahun
. Selain itu, pada usia lanjut juga
terjadi penurunan kadar 1,25(OH)2D yang disebabkan oleh kurangnya masukan
vitamin D dalam diet, gangguan absorpsivitamin
D, dan berkurangnya vitamin D dalam kulit
d) Aktifitas Fisik Kurang
kegiatan fisik menyebabkan sekresi Ca yang tinggi dan pembentukan tulang
tidak maksimum. Namun aktifitas fisik yang terlalu berat pada usia
menjelang menopause justrudapat menyebabkan penyusutan tulang. Kurang
berolahraga juga dapat menghambat proses pembentukan tulang sehingga
kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak bergerak dan
olah raga, maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa
Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa akivitas fisik seperti berjalan kaki padadasarnya memberikan
pengaruh melindungi tulang dan menurunkan demineralisasi tulangkarena
pertambahan umur. Hasil penelitian Recker et.al dalam Groff dan Gropper (2000),
PENCEGAHAN
Pencegahan
osteoporosi meliputi mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulangdengan
mengkonsumsi kalsium yang cukup. Melakukan olah raga dengan beban.Mengkonsumsi
obat (untuk beberapa orang tertentu). Mengkonsumsi kalsium dalam jumlahyang
cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal
(sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap
hari, bisa meningkatkankepadatan tulang pada wanita setengah baya yang
sebelumnya tidak mendapatkan cukupkalsium. Akan tetapi tablet kalsium dan susu
yang dikonsumsi setiap hari akhir ± akhir inimenjadi perdebatan sebagai pemicu
terjadi osteoporosis, berhubungan dengan teoriosteoblast. Olah raga beban
(misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkankepadatan tulang.
Berenang tidak meningkatkan
kepadatan tulang. Estrogen membantu mempertahankankepadatan tulang pada wanita
dan sering diminum bersamaandengan progesteron. Terapisulih estrogen paling
efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru
wanita kulit putih usia 50 tahun
mempunyai waktu hidup 17,5% berisiko fraktur femur proksimal.
Insidensi fraktur panggul meningkat setiap dekade dari urutan ke 6 menjadi urutanke 9 baik untuk wanita maupun pria pada semua
populasi. Insidensi tertingi ditemukan pada pria dan wanita usia 80 tahun
ke atas.
Fraktur VertebralAntara 35-50%
dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap
fraktur vertebral. Di AS, 700.000 fraktur vertebra terjadi pertahun, tapi
hanya sekitar 1/3 yangdiketahui. Dalam urutan kejadian 9.704 wanita usia 68,8
tahun pada studi selama 15 tahun,didapatkan 324 wanita sudah menderita fraktur
vertebral pada saat mulai dimasukkan kedalam penelitian; 18.2% berkembang
menjadi fraktur vertebra, tapi risiko meningkat hingga41.4% pada wanita yang
sebelumnya telah terjadi fraktur vertebra.
Fraktur Pergelangan TanganDi
AS, 250.000 fraktur pergelangan tangan setiap tahunnya merupakan akibat dariosteoporosis.
Fraktur pergelangan tangan merupakan
tipe fraktur ketiga paling umum dariosteoporosis. Resiko waktu hidup yang
ditopang fraktur Colles sekitar 16% untuk wanitakulit putih. Ketika wanita
mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya setidaknya terdapat satufraktur
pergelangan tangan.
Fraktur Tulang Rusuk
Fragility fracture
dari tulang iga umumnya terjadi pada
laki-laki usia muda 25 tahun ke atas.Tanda-tanda osteoporosis pada pria ini
sering diabaikan karena sering aktif secara fisik danmenderita fraktur pada
saat berlatih aktivitas fisik. Contohnya ketika jatuh saat berski air
atau jet ski. Bagaimanapun, tes cepat dari tingkat testosteron individu
berikut diagnosis fraktur akan nampak
dengan mudah apakah individu kemungkinan berisiko
PROGNOSIS
Walaupun penderita
osteoporosis mempunyai kadar mortalitas yang meninggi karena adanyakomplikasi
fraktur, jarang fatal. Fraktur tulang pinggul bisa menyebabkan
penurunanmobilitas dan tambahan dari resiko dari komplikasi multipel
(thrombosis vena dan/atauemboli pulmonal, pneumonia). Kadar mortalitas-6 bulan
setelah fraktur tulang pinggul adalahsebanyak 13,5% dan proporsi yang hampir
sama pada penderita yang mengalami fraktur tulang pinggul yang memerlukan
bantuan untuk mobilisasi. Fraktur tulang vertebramempunyai impak yang kecil
pada mortalitas tetapi bisa menyebabkan nyeri yang kronik karena kelainan
neurogenik, yang susah untuk dikontrol dan bisa menyebabkan deformitas.
0 komentar:
Posting Komentar