Definisi
Osteomalasia
Salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium.
Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang
terdapat pada tulang, sehingga semakin lama
akan terjadi perubahan pada struktur tulang. Akibatnya tulang menjadi
kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak atau patah.
Osteomalasia adalah perubahan patologik berupa hilangnya
mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai
tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang
normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang
berkurang.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia .
Kekurangan kalsium dan vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana
terjadi pembentukan massa tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama
osteomalasia Konsumsi kalsium yang rendah atau menurunnya kemampuan tubuh untuk
menyerap kalsium yang umumnya terjadi pada dewasa , dapat menyebabkan
osteomalasia ,selain itu ganguan pada sindroma malabsorbsi usus ,penyakit hati
,gagal ginjal kronis dapat juga menyebab terjadinya osteomalasia.
Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal
terjadinya osteoporosis .pada saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat
meningkat tajam baik pada anak – anak ,dewasa atau pun orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian University of Otago,
Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia
dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of
Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270
miligram kalsium per hari.
Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan
kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan
dan kesehatan tulang.
Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut
bahkan juga terjadi di 9 negara Asia, seperti terlihat pada penelitian yang
dilakukan Lyengar dan tim pada 2004. Kebutuhan kalsium yang dianjurkan per
harinya adalah 1.000-1.200 mg.
Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa
2 dari 5 orang Indonesia berisiko menderita kerapuhan tulang
Osteomalasia
adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang
anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia
berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak
separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa
pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).
(
Smeltzer. 2001: 2339 )
Osteomalasia adalah
penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan
kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah
lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak.
Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak
ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang
pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng
epifisis
Osteomalasia
ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang
disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat
di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang
normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan
matriks tulang berkurang.
Etiologi
Osteomalasia
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan osteomalasia yaitu:
- menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
- Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
- Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini.
- Gangguan malabsorbsi
Penyebab
utama osteomalasia yang terjadi ialah :
- Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum.
- Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.
- Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired), renal tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik
0 komentar:
Posting Komentar